Begini Perkembangan Emosi pada Remaja Laki-laki dan Perempuan

Begini-Perkembangan-Emosi-pada-Remaja-Laki-laki-dan-Perempuan
Foto dari Canva Pro

Perkembangan fisik laki-laki dan perempuan memang tidaklah sama. Umumnya di masa kanak-kanak anak perempuan cenderung tumbuh lebih cepat. Namun, seiring bertambahnya usia, maka anak laki-laki akan memperlihatkan perkembangan lebih jauh dari anak perempuan.

Begitupula dalam hal emosi, terdapat perbedaan di antara keduanya. Anak perempuan cenderung lebih cepat perkembangan emosinya. Namun, bukan berarti anak laki-laki tertinggal. Karena pada dasarnya perkembangan ini tergantung individunya.

Gejolak Emosi Remaja

Pada usia remaja merupakan puncak emosionalitas atau perkembangan emosi yang tinggi dan hal ini berlaku pada perempuan maupun laki-laki. Pada masa-masa ini pertumbuhan fisik semakin matang dan keinginan mengenal lawan jenis pun meningkat. Umumnya perkembangan emosi remaja meliputi:

1. Perkembangan Emosi yang Dipengaruhi Perubahan Fisik

Adanya perkembangan fisik laki-laki dan perempuan pada usia remaja akan mempengaruhi perkembangan emosi juga. Umumnya, remaja putri akan lebih banyak merasakan pergolakan emosi. Terutama saat mengalami perubahan di beberapa bagian tubuh dan jika sudah mengalami menstruasi. Di saat seperti ini, peran ibu sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi penting.

Sebagian remaja putra akan mendapati pergolakan emosi mengenai kepercayaan dirinya, ketika mengalami perubahan fisik. Beberapa anak yang tidak mendapatkan perkembangan fisik optimal akan kurang percaya diri akan penampilan. Orangtua harus memberikan dukungan di saat seperti ini.

2. Dorongan Untuk Mengenal Lawan Jenis

Masa remaja juga menjadi masa di mana perasaan suka dan kasih sayang antar lawan jenis mulai tumbuh. Hal ini sebagai efek dari perkembangan alat reproduksi pada remaja. Baik remaja putra maupun putri akan mengalami masa-masa ini.

Peran aktif orangtua dalam membatasi pergaulan remaja sangat penting. Sebab pada masa ini dorongan untuk berkenalan dengan lawan jenis sangat besar. Anda harus memberitahu anak mengenai batasan yang harus dijaga.

Remaja putra perlu mengetahui batas wajar berhubungan dan bagaimana menghormati lawan jenis. Sedangkan remaja putri perlu diberitahukan bagaimana menjaga diri dan apa akibatnya jika melakukan hal-hal di luar batas.

3. Bentuk Emosi yang Terjadi pada Remaja

Masa remaja penuh dengan ketegangan emosi yang dapat bergejolak sesuai dengan dorongan dari faktor-faktor di sekitar remaja, seperti perubahan fisik, tekanan sosial, atau kenangan yang membuat trauma di masa kanak-kanak.

Ketidakstabilan emosi ini akan sangat berdampak pada bagaimana anak bersikap dan menyesuaikan diri di lingkungannya. Perilaku dengan orang-orang sekitar akan sangat dipengaruhi dengan emosi yang dirasakan. Berikut beberapa bentuk emosi yang muncul pada masa remaja:

  • Amarah

Amarah dapat ditunjukan dengan sikap bermusuhan, marah, kesal, tersinggung, atau sikap bermusuhan. Hal ini dapat dipicu dari rasa ketidakpuasan. Bahkan dapat menyebabkan sikap brutal dan amukan.

  • Malu

Perasaan ini akan menimbulkan ketidakpercayaan diri, perasaan bersalah terhadap orangtua dan diri sendiri, perasaan hina yang dapat memicu rasa rendah diri dan dapat memicu remaja menjadi sosok introvert.

  • Kesedihan

Perasaan mengasihani diri sendiri, muram, melankolis, putus asa, dan kesepian merupakan bagian dari kesedihan. Remaja seringkali merasakan hal ini yang disebabkan berbagai faktor. Jika berkelanjutan dapat menyebabkan depresi.

  • Ketakutan

Merupakan perasaan khawatir atau cemas berlebihan. Hal ini bisa disebabkan oleh tekanan orangtua, lingkungan sekitar, atau teman-temannya. Ketakutan yang berlebihan pada masa remaja dapat berakibat fobia traumatis di kemudian hari.

  • Kenikmatan

Adalah perasaan bahagia dan terhibur baik secara fisik maupun mental.

  • Cinta

Merupakan rasa dekat hati dengan orang di sekitarnya. Dalam hal ini bisa terjadi terhadap orangtua, saudara, lawan jenis, maupun sesama teman.

Perkembangan fisik laki-laki dan perempuan dapat memicu perubahan emosi terhadap remaja. Perkembangan emosi pada usia remaja sangat sulit diprediksi sehingga harus selalu diberikan bimbingan. Gunakan metode pendekatan lembut tapi tegas agar anak tidak merasa dipaksa, tapi juga tetap mengetahui bagaimana cara bersikap yang baik.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.